Peran Komunikasi bagi Entrepreneur Muda



Rabu, 11 Desember 2013

1. Definisi Komunikasi Bisnis

APA ITU KOMUNIKASI BISNIS ?

Komunikasi bisnis adalah pertukaran gagasan, pendapat, informasi, instruksi yang memiliki tujuan tertentu yang disajikan secara personal atau impersonal melalui simbol - simbol atau sinyal. Dalam komunikasi bisnis terdapat enam unsur pokok, yaitu:

1. Memiliki tujuan yang artinya  komunikasi bisnis harus memiliki tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya sejalan dengan tujuan organisasi.

2. Pertukaran, dalam hal ini melibatkan paling tidak dua orang atau lbih yakni komunikator dan komunikan.

3. Gagasan, opini, informasi, instruksi merupakan isi dari pesan yang bentuknya beragam tergantung tujuan, situasi, dan kondisinya.
4. Menggunakan saluran personal atau impersonal yang mungkin bersifat tatap muka, menggunakan media tertentu atau melalui media yang menjangkau jutaan orang secara bersamaan.

5. Meggunakan simbol atau sinyal yang merupakan alat atau metode yang dapat dimengerti atau dipahami oleh penerima untuk menyampaikan pesan.

6. Pencapaian tujuan organisasi: salah satu karakteristik yang membedakan organisasi atau lembaga formal dari informasi adalah adanya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh manajemen.

Untuk dapat mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi secara efektif, baik secara personal maupun professional paling tidak kita harus menguasai empat jenis keterampilan dasar dalam berkomunikasi, yaitu :

a. menulis,
b. membaca,
c. berbicara; dan
d. mendengar.
Disadari ataupun tidak, setiap hari kita melakukan, paling tidak, satu dari keempat hal tersebut diatas dengan lingkungan kita. Seperti juga pernafasan, komunikasi sering dianggap sebagai suatu kejadian otomatis dan terjadi begitu saja, sehingga seringkali kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukannya secara efektif.
Aktivitas komunikasi adalah aktivitas rutin serta otomatis dilakukan, sehingga kita tidak pernah mempelajarinya secara khusus, seperti bagaimana menulis ataupun membaca secara cepat dan efektif ataupun berbicara secara efektif serta menjadi pendengar yang baik.

Menurut Stephen Covey, komunikasi merupakan keterampilan yang penting dalam hidup manusia. Unsur yang paling penting dalam berkomunikasi adalah bukan sekedar apa yang kita tulis atau yang kita katakan, tetapi karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan pesan kepada penerima pesan. Penerima pesan tidak hanya sekedar mendengar kalimat yang disampaikan tetapi juga membaca dan menilai sikap kita. Jadi syarat utama dalam komunikasi yang efektif adalah karakter kokoh yang dibangun dari fondasi etika serta integritas pribadi yang kuat.
Tidak peduli seberapa berbakatnya seseorang, betapapun unggulnya sebuah tim atau seberapapun kuatnya kasus hukum, keberhasilan tidak akan diperoleh tanpa penguasaan keterampilan komunikasi yang efektif. Keterampilan melakukan komunikasi yang efektif akan berperan besar dalam mendukung pencapaian tujuan dari seluruh aktivitas. Untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif, maka kemampuan untuk mengirimkan pesan atau informasi yang baik, kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik, serta keterampilan menggunakan berbagai media atau alat audio visual merupakan bagian yang sangat penting.
Komunikasi seringkali terganggu atau bahkan dapat menjadi buntu sama sekali. Faktor hambatan yang biasanya terjadi dalam proses komunikasi, dapat dibagi dalam 3 jenis sebagai berikut :

- Hambatan Teknis

Hambatan jenis ini timbul karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya temuan baru di bidang teknologi komunikasi dan sistim informasi, sehingga saluran komunikasi dalam media komunikasi dapat diandalkan serta lebih efisien.

- Hambatan Semantik

Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara efektif. Definisi semantik adalah studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Suatu pesan yang kurang jelas, akan tetap menjadi tidak jelas bagaimanapun baiknya transmisi.
Untuk menghindari mis-komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat dan sesuai dengan karakteristik komunikannya, serta melihat dan mempertimbangkan kemungkinan penafsiran yang berbeda terhadap kata-kata yang digunakannya.

- Hambatan Manusiawi

Hambatan jenis ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh orang-orang yang terlibat dalam komunikasi, baik komunikator maupun komunikan.

Menurut Cruden dan Sherman, hambatan ini mencakup :

· Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia, seperti perbedaan persepsi, umur, keadaan emosi, status, keterampilan mendengarkan, pencarian informasi, penyaringan informasi.

· Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi atau lingkungan sosial dan budaya, seperti suasana dan iklim kerja serta tata nilai yang dianut .


2. Definisi Entrepreneur

Apa entrepreneur itu?
            Setiap orang memiliki potensi menjadi wirausahawan. Meskipun demikian ada kelompok-kelompok tertentu yang dapat cepat masuk dalam kegiatan kewirausahaan. Walaupun pemilik bisnis biasanya banyak mendapatkan keuntungan  dan memperoleh banyak peluang, siapapun yang berencana memasuki dunia kewirausahaan harus menyadari potensi-potensi kekurangan jika ia tidak menghayati dirinya sebagai seorang wirausahawan sejati yang seharusnya memiliki kreatifitas yang tinggi dan tidak henti-hentinya berinovasi.
Para pemilik bisnis percaya bahwa bila mereka bekerja lebih keras, mereka akan menghasilkan banyak uang, dan akan lebih bahagia daripada bekerja di perusahaan besar. Para wirausahawan tidak berasal dari satu cetakan, tidak ada satu himpunan karakter pun yang dapat meramalkan siapa yang akan menjadi wirausahawan dan apakah mereka akan berhasil. Kemajemukan merupakan karakteristik sentral para wirausahawan, untuk itu responden mengumpulkan pendapat para ahli mengenai apa itu kewirausahaan dan wirausaha serta karakteristik-karakteristik yang harus mereka miliki pada paparan-paparan berikut ini.
Pada dasarnya kata “entrepeneur” berasal dari bahasa Perancis. Bila diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris berarti “between taker” atau “go-between”. Pada paparan berikut ada beberapa pengertian “entrepeneur” berdasarkan para ahli adalah :
·         17th century: Person bearing risk of profit (loss)in a fix price contract with government. Entrepeneur diartikan orang yang berani mengambil suatu resiko untuk mendapatkan suatu keuntungan (atau kerugian) dengan suatu harga tertentu yang tetap, dimana dalam hal ini interaksi yang dilakukan pada saat itu adalah terhadap pemerintah.
·         1725 :  Richard Cantillon – Person bearing risk in different from one suppling capital. Entrepeneur diartikan orang yang berani mengambil suatu risiko yang kemungkinan mendapatkan beberapa hasil yang berlainan bila yang bersangkutan menemukan suatu investasi.
·         1797 :  Beaudau – Person bearing risk, planning, supervising, organizing, and owning. Entrepeneur diartikan orang yang berani mengambil suatu resiko dengan melakukan suatu perencanaan, menjalankan, mengorganisasikannya serta mengkaitkan dirinya sebagai pemilik
·         1934 : Joshep Schumpeter – Entrepreneur is an innovator and develops untried technology. Entrepeneur diartikan orang yang inovatif dan mengembangkan suatu teknologi yang pada saat itu belum banyak bisa diterima oleh umum. Menurut Schumpeter, fungsi pengusaha bukan pencipta atau penemu kombinasi-kombinasi baru (kecuali kalau kebetulan), tetapi lebih merupakan pelaksana dari kombinasi-kombinasi kreatif. Pengusaha tersebut biasanya memiliki sikap yang khusus seperti sikap pedagang, pemilik industri, dan bentuk-bentuk usaha lainnya yang sejenis. Schumpeter mengemukakan dua tipe sikap dari dua subjek ekonomi, yaitu sikap pengusaha kecil biasa dan sikap pengusaha benar-benar. Sikap pengusaha yang benar-benarlah yang kemudian berkembang lebih cepat.
·         1961 :  David Mc Clleland – Entrepeneur is an energetic moderate risk taker. Enterpreneur diartikan orang yang banyak mengambil resiko yang telah diperhitungkan sebelumnya (bukan spekulatif).
·         1964 : Peter Drucker – Entrepeneur maximizes opportunities. Entrepeneur diartikan orang yang memaksimalkan peluang yang ada atau yang didapat.
·         1975 : Albert Saphero – Entrepeneur takes inisiatives, organizes some social and economic mechanism, and accepts risk of failure. Entrepeneur diartikan orang yang menagmbil inisiatif, mengorganisasikan dalam suatu kegiatan sosial ekonomi, serta berani menerima suatu resiko yang mungkin terjadi.
·         1980 : Karl Vesper – Entrepeneur seen differently by economics, pyscologist, business persons, and politicians. Entrepeneurterlihat perbedaannya dari yang lain yaitu dari cara pandang secara ekonomi, psikologi, usaha yang dilakukan serta dari segi cara mengambil kebijakan.
·         1985 : Robert Hisrich – Entrepeneur is the process of creating something different with value by devoting the necessary time and effort, assumming the accompanying finacial, psychological, and social risk and receiving the resulting reward of monetary and personal satisfaction. Entrepeneur adalah suatu proses penciptaan dari suatu yang berbeda dilihat nilai yang diciptakan yang terkait dengan waktu dan upaya dalam menciptakannya, biaya, aspek psikologi, dan resiko sosial serta penerimaan hasil dari monetari dan kepuasan pribadi.
·         Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5) mengemukakan definisi wirausaha sebagai berikut:  “An entrepeneur is one who create a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and assembling the necessary resources to capitalize on those oppotunities”.
Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola, dan berani menanggung risiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. “A person who organizes, manages, and assumes the risk of a business or entreprise is an entrepreneur. Entrepeneur is individual who risk financial, material, and human resources a new way to create a new business concept or opportunities within an existing firm”. Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:4), memandang kewirausahaan sebagai pengelola perusahaan kecil atau pelaksana perusahaan kecil. Menurutnya, “entrepeneur” is considered to have the same meaning as “small business owner-manager” or “small business operator”.
·         Pengertian wirausaha menurut Scarborough dan Zimmerer (1996:5) adalah: “An entrepeneur is the one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and assembling the necessary resources to capitalize on those opportunities”. Seorang wirausaha adalah seorang yang membuat sebuah bisnis baru untuk menghadapi resiko dan ketidakpastian demi tujuan menerima keuntungan dan pertumbuhan dengan mengidentifikasi kesempatan dan merakit sumber-sumber penting untuk dijadikan model pada kesempatan tersebut.
·         Pengertian wirausaha menurut Meredith (2000:5) adalah: “Enterpreneurs are individuals who have abilities to see and assess business  opportunities; to acquire source needed to gain  the profit and take a proper action to ascertaain success”. Para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mendapatkan keuntungan dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses.
·         Menurut Sri Edi Swasono 1978:38), dalam konteks bisnis, wirausaha adalah pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah pionir dalam bisnis, inovator, penanggung risiko, yang mempunyai penglihatan/visi ke depan, dan memiliki keunggulan dalam berprestasi di bidang usaha.
·         Pengertian wirausaha menurut Tarsis Tarmudji (1996:4), yaitu apabila wirausaha ditinjau dari etimologinya berasal dari kata “wira” dan “usaha”. Kata “wira” berarti teladan atau patut dicontoh, sedangkan “usaha” berarti kemauan keras memperoleh manfaat. Jadi, seorang wirausaha dapat diartikan sebagai berikut: ”seorang yang berkemauan keras dalam melakukan tindakan yang bermanfaat dan patut menjadi teladan hidup”. Atau lebih sederhananya dapat dirumuskan sebagai berikut: “Seorang yang berkemauan keras dalam bisnis yang patut menjadi teladan hidup”. Untuk menjadi seorang wirausaha yang berhasil, seorang wirausaha harus mempunyai tekad dan kemauan yang keras untuk mencapai tujuan usahanya.
·         Pengertian wirausaha menurut Siagian (1996:4) adalah : “Pejuang yang gagah, luhur, berani, dan pantas menjadi teladan dalam bidang usaha yang mempunyai keberanian dalam mengambil resiko, keutamaan, kreatifitas dan keteladanan usaha atau perusahaan dengan berpijak pada kemauan dan kemampuan sendiri”.
·         Marzuki menyatakan, dalam konteks manajemen, pengertian entrepeneur adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan sumber daya seperti finansial (money), bahan mentah (materials), dan tenaga kerja (labors), untuk menghasilkan suatu produk baru, bisnis baru, proses produksi, atau pengembangan organisasi usaha (Marzuki Usman, 1997:3). Entrepeneur adalah seseorangyang memiliki kombinasi unsur-unsur (elemen-elemen) internal yang meliputi kombinasi motivasi, visi, kominikasi, optimisme, dorongan semangat, kemampuan untuk memanfaatkan peluang usaha.
·         Prawirokusumo (1997:5) menyatakan wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup.
·         Pengertian wirausaha menurut Yuyun Wirasasmita (2000:1), bahwa : “Kegiatan wirausaha adalah menciptakan barang/jasa baru, proses produksi baru, organisasi (manajemen) baru, bahan baku baru, pasar baru. Hasil-hasil dari kegiatan wirausaha tersebut menciptakan nilai atau kemampulabaan bagi perusahaan.


http://www.entrepreneurmuda.com

3. Ruang Lingkup Komunikasi Bisnis


Ruang lingkup komunikasi bisnis sedemikian luas dan komplek yang meliputi komunikasi sejak berdirinya perusahaan bahkan sebelumnya hingga pengelolaan bahkan pengembangannya serta dimungkinkan komunikasi pada saat perusahaan di likwidasi atau dibubarkan. Berkaitan dengan hal tersebut ruang lingkup komunikasi bisnis dapat diungkapkan sebagai berikut:

1. Komunikasi pada saat penentuan jenis bisnis (inovasi untuk menentukan jenis bisnis).

2. Komunikasi pada saat penentuan badan usaha, atau pada saat perusahaan didirikan sejak komunikasi dalam memenuhi syarat-syaratnya hingga komunikasi melalui prosedur tertentu untiuk memperoleh izin usaha dengan bentuk badan usaha tertentu.

3. Komunikasi pada saat penentuan lokasi, baik dalam pemenuhan syarat-saratnya maupun prosedur untuk memperoleh izin tempat usaha.

4. Komunikasi pada saat pengadaan prasarana dan sarana yang diperlukan dalam menyelenggarakian bisnis.

5. Komunikasi pada saat pembentukan organisasi dan manajemen yang akan mengelola perusahaan.

6. Komunikasi pada saat penentuan pengelolaan bisnis yang meliputi berbagai bidang, seperti:

a. Komunikasi dalam pengelolaan produksi.
b. Komunikasi dalam pengelolaan pemasaran.
c. Komunikasi dalam pengelolaan personalia.
d. Komunikasi dalam pengelolaan keuangan.
e. Komunikasi dalam pengeloaan kantor atau administrasi.
f. Komunikasi bidang-bidang lain baik intern maupun ekstern.

7. Komunikasi pada saat pengembangan bisnis atau ekspansi.


8. Komunikasi pada saat perusahaan dibubarkan atau dilikuidasi.

4. Tujuan & Manfaat Komunikasi Bisnis

TUJUAN KOMUNIKASI BISNIS

Secara umum, ada tiga tujuan komunikasi bisnis yaitu; memberi informasi (Informing) persuasi (persuading) dan melakukan kolaborasi, (collaborating) dengan audiens (pelanggan).

a. Memberi Informasi

Tujuan pertama dalam komunikasi bisnis adalah memberikan informasi yang berkaitan dengan dunia bisnis kepada pihak lain, contoh seorang pemimpin perusahaan ingin mendapatkan pegawai yang diharapkan, maka Dia memasang iklan melalui mass media, memasang websitus/situs di jalur internet, dalam hal ini setiap media mempunyai kelebihan dan kekurangan dilihat dari jangkauan dan biayanya, untuk itu harus memilih media mana yang akan dipilih.

       Dan itu tergantung pada kebijakan perusahaan dengan melihat kemampuan internal perusahaan tersebut. Contoh yang lain misalnya sebuah Departemen Store memasang tulisan discotn besar-besaran pada produknya.

b. Memberi Persuasi

Tujuan kedua komunikasi bisnis adalah memberikan persuasi kepada pihak lain agar apa yang disampaikan dapat dipahami dengan baik dan benar, hal ini sering dilakukan terutama yang berkaitan dengan penegasan konfi rmasi pesanan pelanggan atau negoisasi dengan pelanggan, agar kedua pihak memperoleh manfaat secara bersama-sama tanpa ada yang merasa dirugikan.

c. Melakukan Kolaborasi

Tujuan ketiga dalam komunikasi bisnis adalah melakukan kolaborasi, atau kerja sama bisnis antara seseorang dengan orang lain, melalui jalinan komunikasi bisnis tersebut seseorang dapat dengan mudah melakukan kerja sama bisnis, saat sekarang seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi komunikasi maka seseorang dapat menggunakan berbagai media telekomunikasi seperti telpon, faksimile, telpon seluler, internet surat elektronik, teleconference. Teknologi komunikasi tersebut sangat penting artinya dalam pererat kerja sama bisnis.


MANFAAT KOMUNIKASI BISNIS

Dalam melakkan komunikasi bisnis, terdapat 2 manfaat secara umum yang dapat diperoleh. 2 manfaat tersebut adalah;

1.    Manfaat Eksternal

Komunikasi bisnis dengan pihak ketiga yang efektif membawa dampak positif  dalam keberhasilan usaha bisnis dan upaya membangun citra perusahaan di mata masyarakat.

Contohnya: laporan, brosur dan presentasi bisnis yang disusun secara profesional dapat meningkatkan                            citra perusahaan.

Komunikasi bisnis yang tidak efektif yaitu sangat mahal biayanya, menurunkan cita perusahaan, memboroskan jam kerja dan menjauhkan pelanggan.

2.    Manfaat Internal

Kemampuan berkomunikasi secara efektif menunjang karir eksekutif perusahaan.
8 hal yang menjadi pertimbangan mempromosikan jenjang karir eksekutif;

a). Kemampuan bekerja keras
b). Kemampuan manajemen
c). Kepercayaan diri
d). Kemempuan mengambil keputusan yang sehat
e). Latar belakang akademis
f). Mempunyai ambisi untuk maju
g). Kemampuan berkomunikasi secara efektif
h). Berpenampilan menarik

5. Pentingnya Komunikasi dalam Bisnis

Pentingnya Komunikasi yang baik dalam bisnis merupakan salah satu unsur penting yang membangun sebuah tim, yang dapat membawa bisnis ke pada tingkat keberhasilan. Kemampuan untuk berkomunikasi adalah kunci yang dapat membangun tim yang kuat dan mendorong bisnis terhadap kinerja yang lebih baik. Pentingnya keterlampilan komunikasi yang baik perlu di tekankan dalam program pelatihan.

Keterlampilan Komunikasi yang Baik
Komunikasi adalah kunci untuk membangun dan mengelola bisnis yang sukses. Berikut adalah beberapa efek yang paling penting dan mendorong komunikasi dalam bisnis.

Membantu membangun tim
Dalam membangun sebuah tim, membutuhkan seorang pemimpin yang mampu dengan baik untuk berkomunikasi kepada setiap individu. Dengan menghilangkan rasa takut dan menanamkan kepercayaan dalam kemampuan mereka melalui komunikasi langsung, seseorang pemimpin dapat menciptakan sebuah tim yang dapat unggul dalam organisasi.

Menghindari kesalah pahaman
Dengan komunikasi yang teratur, banyak kesalah pahaman dan miss-komunikasi yang akan dapat di selesaikan secara damai. Hal ini membuat lebih mudah bagi setiap karyawan untuk meminimalkan sengketa yang tidak perlu dan membebaskan pikirannya untuk lebih fokus pada tugas.

6. Dampak Positif & Negatif adanya Komunikasi dalam Berbisnis

Dampak komunikasi kita artikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator dalam diri komunikannya. Terdapat tiga tataran pengaruh dalam diri komunikan, yaitu
  1. Kognitif yakni seseorang menjadi tahu tentang sesuatu.
  2. Afektif yakni sikap seseorang terbentuk, misalnya setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu.
  3. Konatif yakni tingkah laku, yang membuat seseorang bertindak melakukan sesuatu.
Dampak komunikasi dapat diukur dengan membandingkan antara pengetahuan, sikap, dan tingkah laku sebelum dan sesudah komunikan menerima pesan (lihat Stuart, 1987). Karenanya, dampak adalah salah satu elemen dalam komunikasi yang penting untuk mengetahui berhasil atau tidaknya komunikasi yang anda inginkan.

Dalam makalah ini, dapat dinyatakan bahwa motif komunikasi mendorong kita melakukan tindak komunikasi dengan penyampaian pesan. Pesan yang sampai pada komunikan kita menimbulkan dampak, sehingga persoalan utama dalam komunikasi efektif adalah sejauh mana motif komunikasi komunikator terwujud dalam diri komunikannya. Apabila motif komunikasi kita maknai sebagai tujuan komunikasi, maka dapat dinyatakan bahwa :
  1. Apabila hasil yang didapatkan sama dengan tujuan yang diharapkan maka dapat dikatakan bahwa komunikasi berlangsung efektif.
  2. Apabila hasil yang didapatkan lebih besar dari tujuan yang diharapkan maka dapat dikatakan bahwa komunikasi berlangsung sangat efektif. Dan sebaliknya,
  3. Apabila hasil yang diharapkan lebih kecil dari tujuan yang diharapkan maka dapat dikatakan bahwa komunikasi tidak atau kurang efektif.
EVALUASI KOMUNIKASI BISNIS

2.1  Pengertian Evaluasi

Menurut Dra. S. Widiastuti di dalam buku Kamus Lengkap 15.000.000 evaluasi berasal dari bahasa inggris yakni evaluate yang artinya menentukan nilainya; menilaikan.
Sedangkan menurut Ananda Santoso dalam buku Kamus Lengkap Bahasa Indonesia pengertian dari evaluasi adalah penilaian.

Evaluasi komunikasi menurut Jane Gibson dan Richard Hodgetts dalam Organizational Communication: A Managerial Perspective (Andre Hardjana,2000:10) adalah ”suatu analisis yang lengkap atas sistem-sistem komunikasi internal dan eksternal dari suatu organisasi”. Begitu pula definisi yang diberikan oleh Joseph A. Kopec, seperti yang dikutip cutlip, Center danBroom (Ngurah Putra, 1998 : 26) yang menyatakan evaluasi komunikasi ”sebagai sebuah analisis lengkap tentang komunikasi organisasi baik internal maupun eksternal yang dirancang untuk memahami kebutuhan, kebijakan, praktek dan kemampuan komunikasi, dan untuk menemukan data sehingga manajemen puncak dapat membuat keputusan yang ekonomis dan berdasarkan informasi lengkap tentang tujuan kedepan komunikasi organisasi”. Sedangkan Anthony Booth, mendefinisikan evaluasi komunikasi sebagai ”proses pembuatan analisis atas komunikasi-komunikasi didalam organisasi oleh konsultan internal atau eksternal dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi organisasi”. Dengan pembatasan ruang lingkup pada komunikasi internal saja dan efisiensi, yang umumnya memiliki arti jangka pendek, menunjukkan kalau evaluasi komunikasi sebaiknya dianggap sesuatu yang mudah untuk ditangani dan perlu dilakukan berulang-ulang secara teratur (Andre Hardjana, 2000:11-12).

2.2 Tujuan  dan  Alasan Penyelenggaraan Evaluasi

Seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa penyelenggaraan evaluasi komunikasi bisnis bermanfaat bagi kelangsungan dan efektivitas komunikasi bisnis dalam organisasi, yakni :
  1. untuk mengetahui apakah dan dimana terjadi kelebihan (overload) atau kekurangan (underload) muatan komunikasi bisnis berkaitan dengan topik, sumber dan saluran komunikasi bisnis.
  2. untuk menilai kualitas informasi dan mengukur kualitas hubungan-hubungan komunikasi bisnis secara khusus mengukur kepercayaan antar pribadi (trust), dukungan, keramahan, dan kepuasan kerja.
  3. untuk mengenali jaringan-jaringan yang aktif operasional komunikasi bisnis non formasl dan membandingkannya dengan komunikasi bisnis formal.
  4. untuk mengetahui sumber-sumber kemacetan (bottleneck) arus informasi dan para penyaring informasi (gatekeeper) dengan memperbandingkannya dengan peran masing-masing dalam jaringan komunikasi bisnis.
  5. untuk mengenali kategori dan contoh pengalaman dan peristiwa komunikasi bisnis yang positif maupun negative
  6. untuk menggambarkan pola-pola komunikasi bisnis pada tingkat pribadi, kelompok maupun organisasi berkaitan dengan komponen komunikasi , frekuensi dan kualitas interaksi
  7. untuk memberikan rekomendasi tentang perubahan atau perbaikan yang perlu dilakukan (Andre Hardjana, 2000:16-17).
Sedangkan alasan-alasan diselenggarakannya evaluasi komunikasi bisnis adalah :
    1. untuk mengetahui apakah program komunikasi bisnis berjalan dengan baik
    2. ingin membuat diagnosis tentang masalah yang terjadi atau berpotensi dan peluang yang mungkin terbuang
    3. ingin melakukan evaluasi atas kebijakan baru atau praktek komunikasi bisnis yang terjadi
    4. ingin memeriksa hubungan antara komunikasi bisnis dengan tindakan operasional lain
    5. ingin menyusun anggaran kegiatan komunikasi
    6. ingin menetapkan patok banding
    7. ingin mengukur kemajuan dan perkembangan dengan membandingkannya dengan patok banding tadi
    8. ingin mengembangkan atau melakukan restrukturisasi fungsi-fungsi komunikasi bisnis
    9. dan ingin membangun landasan dan latar belakang guna mengembangkan kebijakan dan program komunikasi bisnis baru (Andre Hardjana, 2000:17-18).


7. Faktor Pendukung Komunikasi dalam Berbisnis

                       I. Pemahaman

    Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas dan efisiensi produk kerja di dalam struktur dan system organisasi. Dalam kegiatan komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informative tetapi juga haruslah Persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.

            II. Faktor Pendorong Komunikasi dalam Berbisnis

  Berkomunikasi dalam bisnis agar pesan dan keinginan kita berhasil tersampaikan, kita harus memperhatikan beberapa factor pendukungnya :

-         Persepsi

Komunikator harus dapat memprediksiapakan pesan - pesan yang akan disampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Bila prediksinya tepat, audiens akan membaca dan menerima tanggapannya dengan benar. Audien sebagai penerima pesan, lalu akan mengantisipasi reaksi mereka, dengan tetap melakukan penyesuaian untuk menghindari kesalah pahaman dalam komunikasi yang dilakukan.

-         Ketepatan

Secara umum, audiens mempunyai suatu kerangka berpikir. Agar komunikasi yang dilakukan mencapai sasaran, maka seseorang perlu mengekspresikan sesuatu sesuai dengan apa yang ada dalam kerangka berpikir mereka. Apabila hal itu diabaikan, maka yang muncul adalah miss-communications.

-         Kredibilitas

Komunikator perlu memiliki suatu keyakinan bahwa para audiensnya adalah orang - orang yang dapat dipercaya. Demikian juga sebaliknya, komunikator harus mempunyai suatu keyakinan akan inti pesan dan maksud yang ingin mereka sampaikan.

-         Pengendalian

Audiens akan memberikan suatu reaksi atau tanggapan terhadap pesan yang disampaikan. Reaksi mereka dapat membuat komunikator tertawa, menangis, bertindak, mengubah pikiran, atau lemah lembut. Hal ini ditentukan oleh intensitas reaksi yang dilontarkan audiens terhadap apa yang disampaikan oleh komunikator. Sebaliknya, reaksi audiens tergantung pada berhasil atau tidaknya komunikator mengendalikan audiensnya saat melakukan komunikasi.

-         Keharmonisan


Komunikator yang baik tentu akan selalu dapat menjaga hubungan persahabatan yang baik dengan audiens, sehingga komunikasi dapat berjalan lancer dan mencapai tujuannya. Seorang komunikator yang baik juga akan menghormati dan berhasil member kesan yang baik kepada audiensnya.

8. Contoh Kasus Komunikasi Bisnis:

Bapak A mengawali usahanya sebagai penjual bakso keliling. Setiap pagi-pagi sekali dia selalu pergi ke pasar membeli bahan untuk membuat bakso.Sepulang dari pasar, Bapak A dibantu istri dan anaknya menyiapkan segala keperluan untuk membuat bakso. Sejak awal berjualan, Bapak A selalu memilih bahan-bahan yang terbaik untuk menjaga kualitas bakso jualannya. Setelah bakso dan uba rampenya siap, sekitar jam 4 sore Bapak A mulai menjajakan baksonya dengan menggunkan gerobak. Ada sekitar 8 kampung yang didatangi Bapak A untuk berjualan bakso bahkan disaat hujan sekalipun tidak menyurutkan semangat Bapak A untuk tetap menjajakan baksonya. Bila sedang ramai, jam 9 malam Bapak A sudah bisa kembali ke rumah. Namun saat sedang sepi, sampai tengah malam baru kembali ke rumah. Itupun masih dengan dagangan yang masih tersisa. Berbagai pengalaman pahit maupun manis pernah dialami Bapak A. Mulai dari dagangan yang diborong orang mabuk tanpa dibayar, dirampas uang hasil penjualan baksonya, sampai ditabrak metromini. Namun Bapak A tetap bersemangat berjualan bakso.

Lambat laun jumlah pelanggan bakso Bapak A mulai banyak. Bapak A yang sudah menyisihkan sebagian uang dari sebagian keuntungan penjualan baksonya sejak 10 tahun yang lalu akhirnya punya uang untuk menyewa sebuah ruko kecil di pasar kecamatan. Langkah cerdas yang dilakukan Bapak A seminggu menjelang kepindahanya di tempat jualan yang menetap, dia membagikan brosur kecil kepada para pelanggannya yang berisi informasi mengenai dimana dia akan berjualan secara menetap. Hal ini akan memudahkan para pelanggan untuk menemukan dimana Bapak A berjualan.

Ternyata keputusan untuk berjualan secara menetap di pasar kecamatan merupakan keputusan yang tepat. Kurang dari setahun usaha jualan bakso Bapak A berkembang dengan pesat dan mampu membeli ruko yang selama ini disewa untuk tempat berjualan bahkan Bapak A juga membeli 3 ruko disamping ruko yang ditempati sekarang. Sampai akhirnya tepat setahun setelah berjualan secara menetap, Bapak A juga bisa membuka 3 cabang warung baksonya di ibukota kabupaten. Sejak saat itu, usaha jualan bakso Bapak A terus berkembang hingga sampai saat ini telah mempunyai cabang sebanyak 50 warung bakso yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Sampai akhirnya saat ini bisnis jualan bakso telah dilakukan secara franchise mengingat banyaknya permintaan untuk membuka cabang di beberapa kota lainnya. Dengan mengembangkan usaha secara franchise, secara otomatis Bapak A harus mensuplai kebutuhan bakso pada setiap cabang. Hal inilah yang mendorong Bapak A untuk mendirikan usaha pembuatan bakso. Bila semula produksi baksonya hanya untuk mencukupi kebutuhan cabang, lambat laun hasil produksi baksonya tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan sendiri namun juga telah mampu menghiasi rak-rak di beberapa supermarket besar tingkat nasional

Berawal dari berjualan bakso secara keliling yang kemudian meningkat menjadi berjualan menetap di sebuah ruko sampai akhirnya memiliki perusahaan yang memproduksi bakso telah mengantarkan kisah sukses Bapak A untuk menjadi salah satu pengusaha yang berhasil di Indonesia. Berkat ketekunan, kejujuran, keuletan, serta jiwa pantang menyerah telah membuktikan bahwa tidak ada sesuatu yang tidak mungkin diraih apabila kita mau berusaha.

Sumber:  http://carapedia.com/kasus_perusahaan_sukses_info752.html

http://www.upnyk.ac.id/

9. Penerapan Komunikasi dalam Bisnis

A. LATAR BELAKANG PENYELENGGARAAN KOMUNIKASI
DENGAN BISNIS

Timbulnya situasi Economic of Relatife Plenty , dewasa ini setiap pengusaha harus berusaha untuk dapat menutup jurang yang terbentang antara produsen dengan masyarakat konsumen selaku calon pembeli atau pemakai barang atau jasa yang dihasilkannya. Menjadi tugas dan tanggung jawabnya selaku seorang pengusaha untuk selalu dapat mempengaruhi besarnya permintaan akan barang hasil produksi perusahaannya, selalu berusaha untuk mencari pembeli dan pemakai barang yang dihasilkannya. Penyelenggaraan komunikasi dengan pasar, merupakan suatu syarat mutlak bagi setiap produsen yang menghasilkan produk secara besar-besaran yang ditujukan kepada para konsumen yang tidak dikenalnya. Penyelenggaraan komunikasi dengan pasar juga berarti suatu syarat mutlak bagi setiap pengusaha yang ingin menjamin kelangsungan hidup perusahaannya dan terus maju berkembang.

Dalam lingkungan bisnis, ada aneka sarana komunikasi perdagangan yang dapat dipergunakan para pengusaha untuk berkomunikasi dengan masyarakat konsumen. Sarana-sarana komunikasi perdagangan yang tersedia antara lain adalah dalam wujud pengiriman surat, pengiriman kawat, percakapan telepon, kunjungan pribadi, dan lain—lain.

Untuk berkomunikasi dalam suatu daerah pemasaran yang sangat luas, dimana calon konsumen kita jumlahnya beribu-ribu bahkan mungkin mencapai jutaan atau puluhan juta orang, kita memerlukan sarana komunikasi pemasaran khusus scpcrti periklanan. Karena periklanan dalam rangkaian usaha yang dilakukan setiap pengusaha merupakan suatu alat pemasaran yang bidang geraknya justru terletak dalam bidang komunikasi massa.


B. KONSEP DASAR DAN PERANAN KOMUNIKASI

Komunikasi merupakan kegiatan manusia untuk berhubungan satu dengan yang lain secara otomatis. Sehingga sering terlupakan bahwa keterampilan berkomunikasi adalah merupakan hasil dari belajar manusia. Keinginan untuk berhubungan satu sama lain adalah karena pada hakekatnya naluri manusia itu selalu hidup berkawan atau berkelompok serta bersosialisasi. Komunikasi pada umumnya diartikan sebagai hubungan atau kegiatan- kegiatan yang kaitannya dengan masalah hubungan atau diartikan pula sebagai saling tukar menukar pendapat. Komunikasi dapat juga diartikan hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok.

Beberapa pengertian komunikasi sebagai berikut :

l. Edward Depari ( Komunikasi dalam organisasi )

Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu yang mengandung arti yang dilakukan oleh penyampaian pesan ditujukan kepada penerima pesan.

2. James A.F Stoner ( Manajemen )

Komunikasi adalah proses dimana seorang berusaha memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan.

3. John R. Schemerhorn ( Managing Organizational Behavior )

Komunikasi itu dapat diartikan sebagai proses antar pribadi dalam mengirim dan menerima simbol—simbol yang berarti bagi kepentingan mereka.

4. William F. Glueck (Manajemen)

Komunikasi dapat dibagi dalam dua bagian:

a. Interpersonal Communications
Proses pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antara dua orang atau lebih di dalam kelompok kecil manusia.

b. Organization Communications
Dimana pembicara secara sistematis memberikan informasi dan memindahkan pengertian kepada orang banyak di dalam organisasi dan kepada pribadi-pribadi dan lembaga-lembaga di luar yang ada hubungannya.
Sunarja dan Djoenoesih Sunarja dalam Seri Ilmu Komunikasi
( Komunikasi Persuasi dan Retorika ) memberikan gambaran definisi komunikasi sebagai berikut :

l. Charles H. Cooley

Komunikasi dimaksud mekanisme yang mengadakan hubungan antara manusia dan yang mengembangkan semua lambang dari pikiran-pikiran bersama dengan arti yang menyertainya dan melalui keleluasaan ( space ) serta menyediakan tepat pada waktunya.

2. Carl I. Hovland

Ilmu komunikasi adalah suatu sistem yang berusaha menyusun prinsip-prinsip dalam bentuk yang tepat mengenai hal memindahkan penerangan dan membentuk pendapat serta sikap- sikap. Carl I. Hovland selanjutnya mengemukakan komunikasi adalah proses di mana seorang individu mengoperkan perangsang untuk mcngubah tingkah laku individu-individu yang lain.

3. William Albig

Komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang berarti individu- individu.

4. Wilbur Schramm

Kita berusaha mengadakan persamaan dengan orang lain.

5. Sir Geral Barry

Berkomunikasi adalah berunding bahwa dengan berkomunikasi orang memperoleh pengetahuan, informasi dan pengalaman karena itu maka orang saling mengerti percakapan, keyakinan, kepercayaan dan kontrol sangat diperlukan.

Dalam garis besarnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari sescorang kepada orang lain. Komunikasi akan dapat berhasil apabila sekiranya timbul saling pengertian, yaitu jika kedua belah pihak si pengirim dan si penerima informasi dapat memahaminya. Jadi komunikasi adalah pernyataan manusia, sedangkan pernyataan terscbut dapat dilakukan dengan kata-kata tertulis ataupun lisan di sampingitu dapat dilakukan juga dengan isyarat-isyarat atau simbol-simbol. Pada dasarnya komunikasi adalah pemberian dan penerimaan informasi berupa pengetahuan dan pengertian dengan maksud untuk mcngubah partisipasi agar hal-hal yang diberitahukan itu menjadi milik bersama. Kegiatan ini merupakan suatu usaha untuk menimbulkan respons atau umpan balik dari orang lain sesuai dengan harapan dan orang yang memberi atau menyampaikan pesan dalam komunikasinya.

Pada dasarnya komunikasi merupakan :

a. Landasan atau dasar aktivitas
b. Dasar atau landasan terjadinya kerjasama

Oleh karena komunikasi merupakan dasar tindakan serta dasar kerjasama maka hanya adanya kesepakatan atas dasar tindakan serta kerjasama itulah kegiatan yang ada didalam setiap lingkungan dapat berlangsung secara  harmonis.

Jadi dengan singkat dapat dikatakan bahwa arti penting komunikasi adalah sebagai sarana atau alat untuk menciptakan jalinan pengertian yang sama dan serasi serta menimbulkan dasar tindakan serta dasar terbentuknya kerjasama. Atau dengan perkataan lain peranan komunikasi dapat diformulasikan sebagai berikut :

l. Sebagai alat untuk menciptakan kesamaan pengertian

2. Sebagai alat untuk menggerakkan perbuatan atau reaksi 

Oleh sebab itu adalah penting bagi semua pihak untuk secara bersama- sama berusaha menciptakan KOMUNIKASI YANG BAIK dan SEHAT . Komunikasi yang sehat merupakan kondisi bagi lancarnya aktivitas dunia bisnis atau dunia usaha.

.Pada dasarnya konsep dasar komunikasi meliputi :

1. Proses Komunikasi
Proses komunikasi berjalan antara orang dengan orang atau dengan kelompok. Dalam komunikasi antar personal ini, akan menyebabkan terjadinya proses encoding dan decoding. Encoding artinya menjabarkan atau  menggantikan ide kedalam bentuk bahasa, sedangkan decoding adalah sebaliknya, yaitu menjabarkan dari bahasa kedalam bentuk ide. Suatu
.
2. Elemen-elemen komunikasi
Murphy menyatakan elemen komunikasi adalah :
a. Sender—write, speker, encoder ( pengirim, penulis, pembicara, pembuat pesan )
b. Message ( pesan )
c. Medium-letter, memo, report, speech, chart, etc ( media surat, memo, laporan, materi pembicaraan, peta dan sebagainya )
d. Receiver—reader, listener, perceiver, decoder ( penerima, pembicara , pendengar, pengamat )

3. Motivasi untuk komunikasi
Orang mencoba mencari informasi dan berkomunikasi karena didorong oleh motivasi untuk :

a. Mengurangi ketidakpastian
b. Memecahkan masalah
c. Meningkatkan keyakinan
d. Kontrol situasi
e. Balikan ( feedback )